Gus Reza cucu dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari

MWC NU Gudo, Jombang – 26 Juli 2025
Di tengah hiruk-pikuk dunia digital dan cepatnya arus informasi, semangat kreatif anak-anak muda Nahdlatul Ulama (NU) tetap menyala di penjuru desa. Di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, sekelompok kader muda IPNU dan IPPNU dari MWC NU Gudo menghadirkan sebuah terobosan sederhana namun penuh makna, menjual kaos untuk mendukung pembangunan Masjid NU Center. Tidak hanya menjual, mereka mengemasnya dalam semangat "membeli sambil berdonasi", sebuah bentuk dakwah dan gerakan gotong royong yang menyentuh hati banyak orang, termasuk seorang tokoh kharismatik KH. Ahmad Reza Hasyim atau lebih dikenal dengan Gus Reza.

Gus Reza merupakan cucu dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, sekaligus pengasuh Ribat KH. Yusuf Hasyim Tebuireng. Dikenal sebagai Kyai intelektual yang dekat dengan generasi muda, Gus Reza memberikan apresiasi luar biasa terhadap gerakan IPNU-IPPNU MWC NU Gudo ini. Dalam pernyataannya, beliau menyebut bahwa gerakan penjualan kaos sambil berdonasi adalah bentuk baru dari dakwah santri yang kontekstual, kreatif, dan mengakar pada semangat Nahdliyyin: gotong royong dan keikhlasan.

“Saya sangat mengapresiasi langkah anak-anak IPNU dan IPPNU Gudo. Ini bukan sekadar jualan kaos, tapi ini dakwah. Ini gotong royong. Ini bentuk cinta mereka kepada masjid, kepada NU, kepada umat. Ini wajah baru santri. tidak hanya pandai mengaji, tapi juga mampu menggerakkan masyarakat dengan cara kreatif,” ujar Gus Reza saat menerima kunjungan Kader IPPNU & IPNU NU Center MWC Gudo di kediamannya di Kwaron, Tebuireng.

 

Semangat "Beli Kaos, Bangun Masjid"
Gerakan ini bermula dari keprihatinan dan keinginan kader muda NU Gudo yang ingin ikut andil dalam pembangunan Masjid NU Center yang direncanakan menjadi pusat kegiatan ibadah, dakwah digital, pendidikan, serta ekonomi umat di kawasan Gudo. Karena keterbatasan dana dan keinginan untuk berkontribusi secara nyata, muncullah ide menjual kaos bertema NU dengan desain kekinian namun tetap membawa semangat Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Eva Ketua IPPNU MWC NU Gudo, menjelaskan bahwa kaos yang mereka buat tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai media dakwah dan kebanggaan identitas Nahdliyyin muda.

“Desainnya kami buat dengan konsep islami, kekinian dan modern. Tujuannya agar ketika orang memakai kaos ini, mereka tidak hanya merasa keren, tapi juga merasa menjadi bagian dari gerakan pembangunan masjid,” jelasnya.

 

Kaos-kaos ini dijual dengan harga mulai dari Rp 100.000. Setiap pembeli secara otomatis telah menyumbang sekitar 50 persen dari harga kaos untuk pembangunan masjid. Sisanya digunakan untuk biaya produksi, distribusi, dan promosi.


Dukungan yang Menginspirasi
Kedatangan tim IPNU-IPPNU Gudo ke kediaman Gus Reza di Tebuireng disambut hangat. Dalam pertemuan yang berlangsung akrab, Gus Reza tidak hanya memberi restu dan semangat, tetapi juga membeli beberapa kaos secara langsung sebagai bentuk dukungan pribadi.

Sambil memberi motifasi "Dakwah bisa lewat banyak jalan. Tidak hanya mimbar, tapi juga desain. Tidak hanya ceramah, tapi juga karya nyata. Beli kaos, bangun masjid. Inilah wajah baru gerakan santri.”

Masjid NU Center MWC NU GUDO Mimpi Besar yang Dimulai dari Kecil
Ketua MWC NU Gudo, KH. Ahmad Sutari, menjelaskan bahwa Masjid NU Center ini bukan sekadar rumah ibadah biasa. Masjid ini diharapkan menjadi ikon baru NU Gudo, sebagai sentral kegiatan dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan umat.

“Masjid ini akan menjadi ruang kolaborasi semua banom NU. Akan ada kelas dai digital, kajian Aswaja rutin, pelatihan media santri, bazar UMKM warga, sampai studio dakwah untuk live streaming,” jelasnya.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid ini mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar. Namun, semangat warga dan anak muda membuat langkah ini menjadi terasa ringan. Apalagi dengan adanya gerakan-gerakan kreatif seperti penjualan kaos donasi ini.

Media Sosial dan Marketplace Jadi Penggerak
Gerakan ini juga tidak luput dari peran media sosial dan teknologi digital. Melalui Instagram, TikTok, dan Facebook, anak-anak IPNU dan IPPNU memasarkan produk kaos mereka. Mereka membuat konten kreatif: mulai dari video reels behind the scene produksi kaos, testimoni pembeli, hingga kampanye tagar #KaosNUCenter #SantriBangunMasjid.

Tak hanya itu, mereka juga membuka penjualan di marketplace di platform NUGO Mart karya anak-anak dan serta di taruh diplatform Shopee dan Tokopedia, memudahkan alumni dan warga NU di luar daerah untuk ikut berdonasi sambil membeli kaos.

Ustazah NINIK, pembina IPPNU MWC Gudo, mengungkapkan bahwa gerakan ini menjadi pembelajaran berharga bagi kader perempuan NU.

“Santri perempuan juga bisa kreatif. Bisa mengelola desain, pemasaran, logistik, dan pelaporan dana. Ini bentuk pemberdayaan yang konkret dan membanggakan,” ujarnya.

Transparansi Jadi Kunci Kepercayaan
Yang membuat gerakan ini semakin dipercaya publik adalah transparansi pengelolaan dana. Semua hasil penjualan dan donasi dicatat rapi, dilaporkan berkala melalui website resmi MWC NU Gudo di www.mwcnugudo.com dan akun media sosial mereka. Selain itu, sistem pembayaran juga sudah terintegrasi dengan QRIS nasional dan transfer bank BIS yang langsung masuk ke rekening pembangunan masjid.

Penangunga Jawab Pembangunan Masjid, Abah Herlan, menjelaskan bahwa kepercayaan publik adalah fondasi dari gerakan ini.

“Kami sadar, orang akan mudah percaya jika ada transparansi. Maka sejak awal, semua dana kami catat dan laporkan secara terbuka,” katanya.


Pesan Penutup Gus Reza: Santri Harus Percaya Diri, Kreatif, dan Peduli
Di akhir pertemuan, Gus Reza menyampaikan pesan menyentuh kepada seluruh kader muda NU di Gudo dan sekitarnya. Beliau menegaskan bahwa masa depan NU berada di tangan generasi muda yang berani keluar dari zona nyaman, kreatif dalam berdakwah, dan tulus dalam berjuang.

“Santri itu agen perubahan. Bangunlah masjid, tapi jangan lupa bangun juga kepercayaan umat. Perlihatkan bahwa santri zaman sekarang bisa mengaji dan bisa juga berdagang. Bisa membaca kitab, tapi juga bisa membaca tren. Bisa menciptakan perubahan yang berdampak.”

 
Sambil tersenyum, Gus Reza menutup pembicaraannya dengan ajakan: “Ayo-ayo beli kaos, bangun masjid. Ini bukan soal baju. Ini soal masa depan umat.”sambil bercanda memberi motivasi pada anak-anak

Tentang Program
Program “Kaos Donasi Pembangunan Masjid NU Center” adalah inisiatif IPNU dan IPPNU MWC NU Gudo yang menggabungkan kreativitas anak muda, ekonomi syariah, dan semangat gotong royong. Penjualan kaos ini terbuka untuk umum dan dapat diakses melalui link resmi di media sosial MWC NU Gudo atau website www.mwcnugudo.com. link market place www.mwcnugudo.site Seluruh hasil penjualan akan digunakan untuk pembangunan Masjid NU Center MWC NU GUDO sebagai pusat kegiatan dakwah, sosial, dan pemberdayaan umat di kawasan Gudo dan sekitarnya.

Kontributor. Irman