MENGENANG WAFATNYA HADRATUSYECH KH. HASYIM ASY’ARI

MWC NU GUDO – Dalam perjalanan panjang sejarah umat Islam di Nusantara, sosok Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari menjadi mata air perjuangan, puncak keilmuan, dan pemersatu umat. Beliau tidak hanya dikenal sebagai pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, tetapi juga sebagai tokoh utama yang menegakkan agama dan membela tanah air dengan sepenuh jiwa dan raga. Tepat pada 25 Juli 1947, beliau wafat, namun cahaya perjuangan dan semangat jihadnya tak pernah padam. Justru semakin terang, menembus ruang dan zaman, menyinari generasi penerusnya hingga hari ini.
Gelar “Hadratussyekh”: Maha Guru yang Tak Tergantikan

KH. Hasyim Asy’ari dikenal luas dengan gelar Hadratussyekh, yang berarti “Maha Guru”. Gelar ini diberikan bukan karena keturunan, bukan pula karena kekuasaan, melainkan atas dasar kealiman yang mendalam, keistiqamahan dalam ibadah, serta kepemimpinan yang bijaksana dan visioner.

Gelar ini menunjukkan satu tingkat di atas gelar Syeikh, dan telah beliau sandang sejak masa belajar di Makkah. KH. Hasyim Asy’ari bahkan menghafal dan menguasai Kutubus Sittah (6 kitab hadits utama):
  • Shahih Bukhari
  • Shahih Muslim
  • Sunan Abu Dawud
  • Jami’ at-Tirmidzi
  • Sunan an-Nasa’i
  • Sunan Ibnu Majah

Madzhab sebagai Jalan Ilmiah yang Fundamental
Hadratussyekh menegaskan bahwa bermadzhab adalah prinsip penting dalam menjaga pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Hadits. Tanpa mengikuti jalan para ulama mu’tabar dari empat madzhab besarHanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali—maka umat bisa terjebak pada pemahaman serampangan yang membahayakan syariat itu sendiri.
Pejuang Agama dan Bangsa

Beliau bukan hanya seorang ulama menara gading. Hadratussyekh adalah panglima spiritual umat dan penjaga bangsa. Ketika Indonesia dijajah, beliau menjadi tokoh utama yang memobilisasi kekuatan umat melalui Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama, yang menjadi pendorong perlawanan dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
  • Perjuangan beliau diteruskan oleh anak-anaknya:
  • KH. Wahid Hasyim – Menteri Agama RI & perumus nilai-nilai Pancasila
  • KH. Choliq Hasyim – Komandan PETA
  • KH. Yusuf Hasyim – Komandan Laskar Hizbullah
  • KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden RI ke-4
  • Santri Zaman Ini, Penjaga Nilai Hadratussyekh
Bagi warga MWC NU Gudo dan seluruh Nahdliyin, kita memiliki kewajiban moral dan spiritual untuk menjadi penerus perjuangan Hadratussyekh. Menjadi santri bukan hanya pernah mondok, tapi juga menjaga nilai perjuangan beliau di segala lini kehidupan.

“Jika kita tidak bisa menyaingi ilmunya, setidaknya jangan mengkhianati perjuangannya. Jika kita tak dapat menyamai langkahnya, setidaknya teruskan jejaknya.”

Al-Fatihah untuk Guru Bangsa
Di hari-hari memperingati wafatnya Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari, mari kita panjatkan doa terbaik:
Semoga Allah menempatkan beliau di maqam paling mulia, menjadikan perjuangannya sebagai amal jariyah yang tak terputus, dan mengakui kita sebagai santri-santrinya yang istiqamah. Al-Fatihah...

Media Center MWC NU Gudo
Kontributor. Ninik
Sekretariat: Sukowati – Gudo – Jombang – Jawa Timur
Website: www.mwcnugudo.com
Instagram: @mwcnugudo