MWC NU Gudo Jombang. Suasana khidmat menyelimuti Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, pada pagi yang cerah ketika 15. 000 ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai MWC berkumpul dalam Apel Akbar yang digelar dalam rangka memperingati semangat kebangsaan dan memperkuat komitmen ke-NU-an.

Acara tersebut menjadi semakin istimewa dengan hadirnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf, yang secara langsung memimpin jalannya apel. Tak ketinggalan, Lembaga Ta’lif wan Nasyr Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (LTN MWC NU) Gudo turut hadir dan mengambil peran penting dalam dokumentasi serta publikasi kegiatan bersejarah tersebut.
Kehadiran yang Bermakna dari LTN MWC NU Gudo

LTN MWC NU Gudo datang dengan penuh semangat. Sejak dini hari, bertugas di bidang penerbitan, informasi, dan publikasi NU ini telah mempersiapkan peralatan dokumentasi untuk memastikan setiap momen berharga dalam Apel Akbar dapat terekam dengan baik.

Ketua LTN MWC NU Gudo, Irman, mengungkapkan bahwa kehadiran lembaganya bukan sekadar untuk meliput acara, tetapi juga menjadi bagian dari upaya menjaga marwah organisasi dan memperkuat tali ukhuwah antarlembaga di tubuh Nahdlatul Ulama.

“Kami hadir di sini bukan hanya untuk mendokumentasikan kegiatan, tetapi juga untuk ikut menyerap semangat perjuangan yang ditanamkan oleh para kiai dan pengurus PBNU. Apel Akbar ini adalah momentum untuk menegaskan kembali komitmen keislaman, keindonesiaan, dan ke-NU-an kita,” ujarnya.

 

Suasana Apel 15.000 Ribu Nahdliyin Tumpah Ruah

Sejak pukul 06.30 WIB, halaman utama Ponpes Bahrul Ulum telah dipadati oleh ribuan peserta apel. Barisan peserta yang terdiri dari santri, pengurus NU, Banser, Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, dan berbagai lembaga lain tampak berdiri rapi dengan mengenakan atribut masing-masing.


Pemandangan khas NU mendominasi area apel, memberikan nuansa kebersamaan yang kuat. Suara salawat menggema sebelum apel dimulai, menambah suasana religius yang menjadi ciri khas setiap kegiatan Nahdlatul Ulama.

Ketika KH. Yahya Cholil Staquf tiba di lokasi, tepuk tangan dan shalawat menggema dari seluruh peserta. Kehadirannya disambut dengan hangat oleh para kiai sepuh Bahrul Ulum, termasuk pengasuh pondok, KH. Zainal Abidin, dan jajaran pengurus PWNU Jawa Timur.

Pesan KH. Yahya Cholil Staquf: NU Harus Jadi Penggerak Perdamaia
Dalam amanatnya, KH. Yahya Cholil Staquf menyampaikan pesan yang mendalam kepada seluruh peserta apel. Ia menekankan pentingnya peran NU dalam menjaga keutuhan bangsa dan menjadi penggerak perdamaian di tengah situasi global yang penuh tantangan.

“Kita ini adalah warga Nahdlatul Ulama, pewaris perjuangan para ulama yang telah menanamkan dasar Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Di tengah dunia yang semakin gaduh, NU harus tetap menjadi oase ketenangan dan sumber solusi,” tegasnya.

Gus Yahyasa paan akrabnya juga mengingatkan bahwa NU tidak boleh terjebak dalam urusan politik praktis yang dapat menggerus nilai-nilai luhur organisasi. Ia menekankan pentingnya menjaga niat dan tujuan perjuangan agar tetap dalam koridor khidmah, bukan sekadar kepentingan duniawi.

“Apel seperti ini bukan hanya seremonial. Ini adalah bentuk penguatan batin dan komitmen bersama. Mari kita jadikan momen ini sebagai awal untuk semakin berkontribusi bagi kemaslahatan umat dan bangsa,” ujarnya dengan suara bergetar namun penuh semangat.

 

Peran Strategis LTN dalam Era Digital

Di tengah era digitalisasi yang begitu cepat, LTN MWC NU Gudo berperan penting dalam mendokumentasikan sekaligus menyebarluaskan narasi positif tentang kegiatan NU ke ruang publik. Melalui media sosial, situs web, dan kanal publikasi lainnya, LTN menjadi ujung tombak dalam menjaga citra organisasi agar tetap relevan dengan generasi muda.

“Kita ingin menunjukkan bahwa NU bukan organisasi yang hanya sibuk dengan acara seremonial. Ada semangat perubahan dan inovasi di balik setiap kegiatan, dan itu harus sampai ke masyarakat luas,” tutur Irman di sela kegiatan.

Tim LTN MWC NU Gudo terlihat aktif melakukan peliputan langsung di lapangan. Selain pelaksanaan apel, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dan koordinasi antar struktur NU dari berbagai wilayah. Banyak peserta yang memanfaatkan momen ini untuk saling bertukar gagasan mengenai kegiatan dakwah, pendidikan, serta penguatan ekonomi umat.

Di salah satu sudut lapangan, tampak para santri Ponpes Bahrul Ulum melayani peserta apel dengan menyediakan air minum dan kudapan sederhana. Sementara itu, Banser dan Ansor sigap mengatur lalu lintas dan keamanan acara, memastikan jalannya kegiatan tanpa hambatan.

“Inilah kekuatan NU — gotong royong, ikhlas, dan penuh semangat kebersamaan. Kita bergerak dengan hati, bukan hanya dengan perintah,” kata salah satu anggota Ansor yang bertugas di lapangan.

Bahrul Ulum Pesantren dengan Sejarah Panjang Perjuangan

Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas memang dikenal sebagai salah satu pesantren legendaris di Jombang. Berdiri sejak abad ke-19, pesantren ini telah melahirkan banyak tokoh ulama, pemimpin bangsa, dan cendekiawan. Tak heran, ketika apel besar diselenggarakan di tempat ini, banyak kalangan menilai bahwa hal itu memiliki makna simbolik yang mendalam.

“Tambakberas adalah pusat pergerakan NU di masa lalu dan masa kini. Menggelar apel di sini seperti menegaskan kembali akar sejarah perjuangan NU,” ungkap Panitia.

 

Bagi LTN MWC NU Gudo, kehadiran di Bahrul Ulum bukan hanya sekadar meliput, tetapi juga belajar dari sejarah panjang perjuangan pesantren dan ulama dalam membangun peradaban Islam di Indonesia.
Keterlibatan Generasi Muda dalam Gerakan Dakwah Digital

Salah satu hal menarik dari kegiatan ini adalah antusiasme generasi muda NU yang ikut hadir. Banyak dari mereka berasal dari kalangan IPNU dan IPPNU, yang dengan semangat ikut membantu LTN dalam dokumentasi dan publikasi di media sosial.

Beberapa dari mereka bahkan melakukan siaran langsung melalui platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok, untuk memastikan pesan dakwah dan semangat apel bisa disaksikan masyarakat luas.

Menjelang akhir acara, seluruh peserta apel doa bersama. Suasana hening seketika ketika lantunan doa dan dzikir mengalun dari bibir para peserta. Banyak yang meneteskan air mata, terharu dengan suasana kebersamaan yang kental.

Setelah apel selesai, para peserta saling bersalaman, berfoto bersama, dan melanjutkan kegiatan ramah tamah di area pondok. Tim LTN MWC NU Gudo tampak sibuk mengumpulkan hasil dokumentasi untuk segera diolah dan disebarkan melalui kanal resmi NU Gudo.
 
Makna dan Harapan ke Depan
Kegiatan Apel Akbar ini menjadi refleksi betapa kuatnya semangat kebersamaan di kalangan warga Nahdlatul Ulama. Kehadiran Ketua PBNU secara langsung menjadi penyemangat tersendiri bagi seluruh pengurus di tingkat bawah untuk terus berkhidmat tanpa pamrih.

LTN MWC NU Gudo berharap kegiatan semacam ini terus digalakkan agar mampu memperkuat jaringan komunikasi antar lembaga dan memperluas jangkauan dakwah NU di berbagai sektor kehidupan.

“Kami akan terus berkomitmen menjadi corong informasi dan publikasi kegiatan NU di tingkat MWC. Ini bagian dari khidmah kami kepada organisasi dan umat,” tegas Irman menutup wawancara.

Dengan semangat kebersamaan dan ketulusan dalam berjuang, Apel Akbar di Bahrul Ulum menjadi bukti bahwa NU tetap menjadi organisasi yang hidup, dinamis, dan selalu relevan di tengah perubahan zaman.

Reporter: Tim LTN MWC NU Gudo
Editor: Irman
Lokasi: Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang