Rangkaian dokumentasi Khotmil Qur’an MWC NU Gudo (18–20 Oktober 2025) oleh tim LTN dan NUGO Media di berbagai ranting NU wilayah Gudo, Jombang.

Rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di wilayah Gudo berlangsung meriah dan penuh makna. Salah satu kegiatan yang paling menyentuh hati jamaah adalah Khotmil Qur’an MWC NU Gudo, yang digelar secara serentak di berbagai ranting sejak 18 hingga 20 Oktober 2025.

Kegiatan ini menjadi bagian dari enam agenda besar yang digagas oleh Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) MWC NU Gudo, dalam semangat menyemarakkan bulan santri dengan nilai-nilai spiritual, edukatif, dan kebersamaan.


Doa Bersama dari Ranting ke Ranting

Suara lantunan ayat suci terdengar dari berbagai titik majelis di wilayah Gudo mulai dari Mushalla, Masjid, hingga rumah-rumah jamaah yang tergabung dalam majelis khataman.


Sejak 18 Oktober, masyarakat, pengurus ranting, dan badan otonom NU bergantian menggelar Khotmil Qur’an sebagai wujud rasa syukur dan doa bersama untuk kemaslahatan bangsa, kejayaan umat, serta keselamatan para santri dan ulama.


Dari data dokumentasi NUGO Media, kegiatan Khotmil Qur’an berlangsung di sedikitnya 10 titik majelis, antara lain Ranting Pucangru, Tanggungan, Blimbing, hingga Japanan. Masing-masing majelis menggelar pembacaan Al-Qur’an secara khidmat dengan melibatkan jamaah lintas usia.


“Semangatnya bukan hanya menamatkan mushaf, tapi menyambung sanad spiritual dan keberkahan antara santri, jamaah, dan ulama,” ujar salah satu pengurus LTN MWC NU Gudo dalam sesi dokumentasi kegiatan, Ahad (20/10/2025).

 

Dari Mushaf ke Media Dokumentasi yang Menyatu

Tim dokumentasi NUGO Media, yang berada di bawah koordinasi LTN MWC NU Gudo, memainkan peran penting dalam setiap kegiatan.


Dalam acara Khotmil Qur’an, mereka menyiapkan dokumentasi foto dan video dari berbagai lokasi, termasuk pengambilan udara (drone) untuk memperlihatkan skala partisipasi jamaah di seluruh ranting.


Kegiatan ini bukan sekadar peliputan, melainkan bentuk arsip digital sejarah kegiatan keagamaan tingkat lokal.


Setiap video, foto, dan artikel akan dipublikasikan di portal www.mwcnugudo.com serta kanal sosial media resmi: Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube @mwcnugudo, agar semangat Hari Santri dapat menjangkau masyarakat luas, termasuk kalangan muda.

 

“Kami ingin dokumentasi ini menjadi bagian dari sejarah agar anak cucu tahu bahwa di tahun 2025, para santri di Gudo bersatu lewat Al-Qur’an dan teknologi,”
ungkap Yaya, salah satu anggota tim kameramen NUGO Media.


Semangat Hari Santri: Jihad Santri, Jayakan Negeri

Tema nasional Hari Santri tahun 2025, yakni “Jihad Santri, Jayakan Negeri,” menjadi napas utama kegiatan Khotmil Qur’an ini. Jihad yang dimaksud bukan lagi dalam bentuk peperangan fisik, melainkan jihad keilmuan, ekonomi, sosial, dan digital — sesuai tantangan zaman.


LTN MWC NU Gudo menjawab tema tersebut melalui gerakan dokumentasi digital bernilai dakwah, yang menggabungkan tradisi pesantren dan teknologi.
Melalui Khotmil Qur’an dan kegiatan lainnya, lembaga ini ingin menunjukkan bahwa santri masa kini dapat berdakwah dengan kamera, menulis dengan niat, dan menebar kebaikan lewat media.


Wajah Kebersamaan Santri dan Jamaah

Dari foto-foto yang terekam, tampak suasana penuh kekeluargaan di tiap majelis.
Para jamaah membaca Al-Qur’an dengan suara lirih, sebagian diselingi istighfar dan doa untuk keselamatan bangsa. Spanduk bertuliskan “Hari Santri Nasional 2025 – Khotmil Qur’an MWC NU Gudo” terpasang di berbagai tempat, menjadi penanda semangat yang menyatu di bawah naungan NU.

 

“Kami membaca bukan sekadar untuk khatam, tapi untuk meneguhkan hati agar selalu dekat dengan Al-Qur’an,” ujar salah satu jamaah ibu-ibu pengajian saat diwawancarai tim dokumentasi di sela kegiatan.

 

Malam penutupan Khotmil Qur’an di Aula MWC NU Gudo berlangsung haru.
Doa bersama dipimpin oleh tokoh agama setempat, disertai lantunan shalawat dan tahlil untuk para muassis NU serta para syuhada bangsa.


Santri Digital, Santri Qur’ani

Kegiatan Khotmil Qur’an serentak ini menjadi simbol bahwa NU di tingkat akar rumput terus hidup dan berdaya.


LTN MWC NU Gudo tidak hanya mencatat sejarah dengan pena, tetapi juga merekamnya lewat lensa dan media digital sebuah langkah nyata menggabungkan tradisi dan inovasi.


Dengan rangkaian kegiatan yang dimulai sejak 11 Oktober hingga 10 November 2025, LTN MWC NU Gudo ingin memastikan bahwa bulan santri bukan hanya seremonial, melainkan momentum reflektif untuk meneguhkan peran santri sebagai penjaga nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.