MWC NU Gudo, Jombang Menyemai Cahaya Al-Qur’an dari MWC NU GUDO MWC untuk Negeri
Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) MWC NU Gudo menggelar rangkaian kegiatan besar. Kegiatan kegiatan ketiga yaitu Khotmil Qur’an “Memulyakan Peradaban”, yang tadinya akan digelar pada Ahad, 19 Oktober 2025 di Aula MWC NU Gudo, Desa Sukoiber, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.
Namun, menariknya, semangat para pengurus dan jamaah MWC NU Gudo untuk menyemarakkan kegiatan ini begitu besar hingga mereka memulai khotmil lebih awal dari jadwal resmi yang ditetapkan oleh panitia LTN MWC NU Gudo. Meski secara resmi LTN baru mengeluarkan himbauan agar pelaksanaan serentak dilakukan pada 19 Oktober, beberapa Pengurus dan kelompok santri di wilayah Gudo sudah mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an beberapa hari sebelumnya.
Langkah spontan dan penuh semangat ini justru menuai apresiasi tinggi dari pihak LTN MWC NU Gudo, karena dianggap mencerminkan ruh sejati Hari Santri, kemandirian, keikhlasan, dan semangat menjaga tradisi keagamaan melalui Al-Qur’an.
Persiapan yang Penuh Semangat Sejak Awal Oktober
Menurut keterangan dari salah satu panitia pelaksana Sering kita sapa dengan sebutan Cak Mad (Ahmad Salam), kegiatan Khotmil Qur’an sebenarnya sudah mulai direncanakan sejak awal bulan Oktober. Koordinasi dilakukan secara bergotong royong oleh berbagai pihak di tingkat PC, MWC, ranting, hingga lembaga-lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
“Begitu kami mendengar bahwa rangkaian Hari Santri akan dimulai pada 11 Oktober dengan tema Santri Melek Digital, PC NU Jombang Mulai Instruksikan taggal 20 Oktober, LTN MWC NU langsung mengusulkan agar di Gudo juga ada kegiatan Khotmil Qur’an. Karena menurut kami, membaca Al-Qur’an adalah inti dari semangat santri,” tutur salah satu panitia pelaksana saat diwawancarai.
Dukungan dari para pengurus dan jamaah luar biasa. Sejak pertengahan Oktober, banyak kelompok pengajian di masjid, mushala, hingga pondok pesantren di wilayah Gudo sudah mulai menggelar khataman bersama. Mereka membaca juz per juz secara bergantian, dengan harapan agar khataman besar di nanti menjadi puncak rasa syukur bersama.
LTN MWC NU Gudo “Inisiatif Ini Justru Menunjukkan Cinta Santri pada Al-Qur’an”
Ketua LTN MWC NU Gudo menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi inisiatif para pengurus dan masyarakat yang telah memulai lebih awal kegiatan Khotmil Qur’an. Meskipun himbauan resmi disampaikan untuk dilaksanakan pada 19 Oktober, tidak ada larangan bagi jamaah untuk membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an sebelumnya.
“Kami justru merasa bangga. Ini bukan soal siapa lebih cepat, tapi soal siapa yang lebih semangat menjaga nilai-nilai Al-Qur’an di tengah masyarakat. MWC NU Gudo sudah menunjukkan bahwa semangat santri sejati itu hidup, mereka tidak menunggu perintah untuk berbuat kebaikan,” ujar Yaya Pengurus LTN MWC NU Gudo
LTN MWC NU Gudo dengan penuh haru.
Suasana Khotmil Qur’an
Tampak beberapa tokoh MWC NU Gudo duduk bersila di atas karpet, sebagian membaca Al-Qur’an, sebagian lainnya mendengarkan dengan penuh takzim. Di antara mereka ada yang memimpin doa khatmil.
Kegiatan ini juga diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, kemajuan umat Islam, dan khususnya kemaslahatan warga Nahdliyyin di Kecamatan Gudo. Setelah doa khatmil, para peserta menikmati hidangan sederhana berupa jajanan tradisional dan buah-buahan yang disediakan secara gotong royong oleh jamaah.
Tampak beberapa tokoh MWC NU Gudo duduk bersila di atas karpet, sebagian membaca Al-Qur’an, sebagian lainnya mendengarkan dengan penuh takzim. Di antara mereka ada yang memimpin doa khatmil.
“Bagi kami, membaca Al-Qur’an bukan hanya ibadah, tapi juga cara memperkuat spiritualitas santri dalam menjaga NKRI. Semangat ini terus kami rawat, terutama menjelang Hari Santri Nasional,” ungkap salah satu pengurus MWC yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini juga diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, kemajuan umat Islam, dan khususnya kemaslahatan warga Nahdliyyin di Kecamatan Gudo. Setelah doa khatmil, para peserta menikmati hidangan sederhana berupa jajanan tradisional dan buah-buahan yang disediakan secara gotong royong oleh jamaah.
Dukungan dari Jamaah
Salah satu hal menarik dari kegiatan tahun ini adalah keterlibatan luas dari berbagai jamaah Kecamatan Gudo. Mereka semua turut melaksanakan pembacaan Al-Qur’an serentak, baik di mushala, masjid, maupun di rumah-rumah jamaah.
Kegiatan Khotmil Qur’an ini merupakan bagian dari rangkaian panjang peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang disusun oleh LTN MWC NU Gudo. Sebelumnya, pada 11–12 Oktober 2025 telah digelar Workshop dan Pelatihan “Santri Melek Digital” di Aula PCNU Jombang. Lalu pada 15 Oktober diadakan Nonton Bareng Film dan Puisi Hari Santri di kantor BLKK MWC NU Gudo.
Khotmil Qur’an pada kali ini menjadi momentum spiritual sebelum acara puncak Apel Hari Santri dan Rangkaian acara yang kemudian akan dilanjutkan dengan Soan Kya’i Se-Kecamatan Gudo pada 26 Oktober dan ditutup dengan Saembara Pena Santri Muda pada 10 November 2025.
Wakil Sekertariss KH. Subiatoro. S.Pd MWC NU Gudo menegaskan bahwa seluruh kegiatan tersebut dirancang bukan hanya untuk memperingati Hari Santri secara seremonial, tetapi untuk menghidupkan kembali tradisi keilmuan, keikhlasan, dan perjuangan para santri.
“Kami ingin Hari Santri tidak hanya diisi dengan upacara, tapi juga dengan amalan yang menambah keberkahan. Khotmil Qur’an adalah wujud nyata dari itu,” ujarnya.
Makna Spiritual dan Sosial Khotmil Qur’an
Bagi masyarakat NU, Khotmil Qur’an bukan sekadar kegiatan membaca 30 juz secara bergiliran. Ia memiliki makna spiritual mendalam sebagai bentuk rasa syukur, permohonan ampunan, dan doa agar keberkahan senantiasa menyertai umat Islam dan bangsa Indonesia.
Khotmil Qur’an juga menjadi sarana mempererat tali silaturahim antarwarga. Dalam kegiatan ini, para santri muda dan para sesepuh duduk berdampingan, saling mendengarkan bacaan satu sama lain, dan saling mendoakan. Hubungan lintas generasi ini memperkokoh nilai kebersamaan dan kepedulian sosial di lingkungan NU Gudo.
“Kami merasakan kedamaian yang luar biasa. Bacaan Al-Qur’an menyatukan kami semua, tanpa melihat perbedaan umur atau jabatan. Semua duduk sama rendah, berdzikir bersama,” tutur salah satu peserta muda.
Apresiasi dari LTN MWC NU Gudo dan Harapan ke Depan
Di akhir kegiatan, LTN MWC NU Gudo menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh pengurus dan jamaah MWC NU Gudo atas semangat luar biasa mereka. Ketua LTN menegaskan bahwa kegiatan seperti ini perlu terus dipertahankan bahkan dikembangkan di tahun-tahun berikutnya.
“Semoga apa yang dilakukan oleh MWC NU Gudo menjadi inspirasi bagi seluruh MWC lain di Jombang dan sekitarnya. Khotmil Qur’an bukan hanya kegiatan rutin, tapi gerakan spiritual yang membangun karakter santri yang cinta damai dan cinta Al-Qur’an,” katanya.
LTN juga berencana mendokumentasikan kegiatan ini dalam bentuk publikasi digital agar bisa menjadi referensi dan motivasi bagi lembaga lain. Selain itu, LTN berkomitmen untuk terus mendukung program-program keagamaan yang berbasis literasi dan keilmuan, selaras dengan semangat Santri Melek Digital yang menjadi tema awal rangkaian HSN 2025.
Semangat Santri, Semangat Peradaban 
Khotmil Qur’an yang digelar oleh MWC NU Gudo, baik sebelum maupun sesudah tanggal 19 Oktober 2025, bukan hanya memperingati Hari Santri Nasional, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan spiritual masyarakat. Ketika banyak hal di dunia modern bergeser ke arah materialisme, kegiatan semacam ini menjadi penegas bahwa ruh santri tetap hidup istiqamah menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Hari Santri Nasional 2025 di Gudo bukan sekadar peringatan tahunan. Ia menjadi refleksi dan momentum untuk memperkuat khidmah kepada agama dan bangsa melalui jalan ilmu, doa, dan Al-Qur’an.
Dengan lantunan ayat-ayat suci yang menggema dari mushala ke mushala, dari pesantren ke pesantren, Gudo telah menunjukkan bahwa santri bukan hanya pejuang masa lalu, tetapi juga penjaga moral dan spiritual masa depan. Dari Gudo, gema Al-Qur’an menyapa Indonesia memulyakan peradaban dengan cahaya wahyu yang tak pernah padam.
Reporter: Tim LTN MWC NU Gudo
Editor: Redaksi NugoMedia
Khotmil Qur’an yang digelar oleh MWC NU Gudo, baik sebelum maupun sesudah tanggal 19 Oktober 2025, bukan hanya memperingati Hari Santri Nasional, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan spiritual masyarakat. Ketika banyak hal di dunia modern bergeser ke arah materialisme, kegiatan semacam ini menjadi penegas bahwa ruh santri tetap hidup istiqamah menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Hari Santri Nasional 2025 di Gudo bukan sekadar peringatan tahunan. Ia menjadi refleksi dan momentum untuk memperkuat khidmah kepada agama dan bangsa melalui jalan ilmu, doa, dan Al-Qur’an.
Dengan lantunan ayat-ayat suci yang menggema dari mushala ke mushala, dari pesantren ke pesantren, Gudo telah menunjukkan bahwa santri bukan hanya pejuang masa lalu, tetapi juga penjaga moral dan spiritual masa depan. Dari Gudo, gema Al-Qur’an menyapa Indonesia memulyakan peradaban dengan cahaya wahyu yang tak pernah padam.
Reporter: Tim LTN MWC NU Gudo
Editor: Redaksi NugoMedia

0Komentar